Wednesday, March 07, 2007

Garuda oh Garuda Indonesia

Hari ini saya bangun dengan keadaan terburu-buru karena terlambat dari rencana sebelumnya. Seperti biasa sarapan pagi saya untuk otak adalah membaca berita melalui media internet di meja kerja saya. Sambil minum air mineral saya pun membuka situs berita www.detik.com saya terkejut sesaat karena saya membaca salah satu berita tentang tragedi kecelakaan pesawat Garuda Indonesia yang berjudul “Garuda Terbakar di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta”

Ada apa lagi dengan Garuda Indonesia?
Ada apa dengan maskapai penerbangan di Indonesia?
Apa yang terjadi dengan sistem transportasi di Indonesia?
Mengapa belakangan sering terjadi kecelakaan transportasi di Indonesia?
Itulah beberapa pertanyaan yang terlintas cepat di benak saya sambil melanjutkan membaca berita di situs lain.

Baru kemarin saya membaca berita tentang Garuda Indonesia rute Bangkok – Jakarta yang mengalami kerusakan mesin setelah terbang selama 30 menit sehingga pilot memutuskan kembali ke Bandara Suvarnabhumi di Bangkok. Kali ini saya lebih terkejut karena Garuda Indonesia kembali bermasalah sehingga menyebabkan kebakaran dan merenggut korban jiwa lebih dari 20 orang terbakar.

Belum juga pudar dalam ingatan saya tentang tragedi hilangnya pesawat Adam Air di perairan Majene 1 Januari 2007 silam. Walaupun setelah ditemukan titik kordinat lokasinya oleh tim Mary Sears bantuan dari Amerika namun bangkai pesawat tidak bisa diangkat karena keterbatasan biaya. Indonesia kembali dikejutkan pada tanggal 21 Februari 2007 lalu oleh tragedi Adam Air ke-2 yang mengalami hard landing di Surabaya. Belum hilang masa hebohnya tentang penerbangan swasta yang murah dengan standar keamanan yang dipertanyakan, kali ini Garuda Indonesia yang notabene milik BUMN dan memiliki harga tiket mahal pun terkena musibah yang merenggut banyak korban jiwa.

Akankah kecelakaan pesawat terbang akan kembali terjadi di Indonesia? Tidak ada orang yang mengharapkannya. Namun semua itu terpulang kepada para maskapai penerbangan dalam menjalani prosedur keamanan penerbangan. Apakah Departemen Perhubungan yang dalam hal ini sebagai regulator dapat memantau setiap maskapai dengan menindak tegas setiap pelanggaran?

Baru saja Ketua KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), Marsekal Muda TNI Purn Tatang Kurniadi yang baru saja dilantik 5 Maret 2007 silam, beliau menargetkan penurunan tingkat kecelakaan hingga zero accident dengan program yang menjadi prioritasnya adalah memasyarakatkan safety culture. Namun musibah kecelakaan pesawat sudah terjadi kembali dengan adanya tragedi Garuda Indonesia GA 200 hari ini.



By: Budy Snake
Social Observer

1 comment:

Anonymous said...

Setuju bung, mari kita buat kehidupan yang lebih baik lagi, khususnya untuk sektor jasa di Indonesia.

Salam dari RIO, Jakarta